
SuryaDinamika.net, Karawang — Memperingati Hari Asyura di bulan syahrullah (bulan Allah) tanggal 10 Muharram 1447 H Tahun 2025, Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh dan Wakil Bupati H. Maslani menggelar santunan untuk 1000 anak yatim di Aula Husni Hamid Komplek Pemda Karawang, menghadirkan penceramah kondang KH. Nurfadhilah Yusuf alias Kiai Tile pada Senin, (7/07) sore.
Asyura telah dikenali dan dimuliakan sejak zaman Nabi Musa AS, dan terus dilestarikan dalam ajaran Nabi Muhammad SAW. Dalam Islam, Asyura bermakna spiritual tinggi sebagai hari istimewa untuk instrospeksi diri lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk memperbaiki hidup.
Hari Asyura menjadikan pengingat akan pertolongan Allah terhadap hambaNya yang taat dan sabar ketika menghadapi ujian. Umat Islam menjadikan Asyura sebagai momentum introspeksi, penguatan iman dan amal kebaikan.
Hari Asyura, dalam sejarah Islam dikenali pula sebagai hari wafatnya cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali RA pada peristiwa tragis Karbala. Peristiwa ini sebagai momen mengenang pengorbanan mempertahankan arti sebuah kebenaran.
“Di kesempatan ini, Ayyubi foundation menyantuni 500 anak Yatim, pula dengan ASN Pemkab Karawang, saling rereongan menyantuni 500 anak yatim, dan besok dalam kegiatan Paten di Kecamatan Cilamaya Kulon juga akan dibagikan santunan untuk 600 anak yatim,” pungkas Bupati Aep.
Dalam ceramahnya, Kyai Nurfadhilah yang akrab disapa Kyai Tile dengan gaya khas ceramahnya yang kocak. menyebut, bulan Muharram adalah bulan taubatnya Nabi Adam, AS dan bulan telah diselamatkannya Nabi Yunus oleh Allah SWT dari dalam perut ikan.
Kyai Nurfadhilah menekankan, setiap kita, wajib menghormati jasa ibu yang telah melahirkan kita dari rahimnya, dan membimbing hidup kita hingga tumbuh dewasa. Banyak di antara anak yang lahir ke dunia ini yang tidak pernah tahu bagaimana rupa dari wajah ayahnya dan dia dibesarkan oleh seorang ibu. Kita wajib memuliakan ibu dengan jasanya yang tak mungkin akan terbalaskan oleh materi.
Diingatkan Kyai Nurfadhilah, hidup kita harus seperti ke dua tangan kita. Walau tangan kita saling beda fungsi antara yang kiri dan kanan, namun kedua tangan kita tetap rukun dan damai, gesit saling membantu antara yang satu dengan lainnya.
“Jika kita tengah merasa gatal di badan, maka kedua tangan kita akan sibuk saling membantu, antara yang kiri dan tangan kanan saling menggaruk. Lalu, kalau kita tengah melangkah berjalan dan pandangan muka kita menghadap ke depan, tangan kanan kita akan mengikuti berayun kedepan dan tangan yang kiri akan berayun ke belakang, keduanya saling kompak dalam sebuah gerakan yang saling mendukung antara yang satu dengan lainnya,” jelas Kyai Nurfadhilah
Kyai Nurfadhilah menegaskan, kita penting bersyukur dan bertafakur memanfaatkan usia dalam singkatnya waktu hidup, seiring Allah SWT telah berfirman atas nama waktu.
“Jagalah umur kita dalam kebaikan hidup seiring bergulirnya waktu, karena soal maut dan kematian itu akan menjemput kita tanpa kenal waktu, kapan itu akan terjadi,” tandasnya.
Angka harapan usia hidup ummat Nabi Muhammad SAW adalah rata-rata diatas 63 tahun dan di bawah 70 tahun. “Karenanya jika saja diberikan umur lebih dari itu adalah sebuah hal luar biasa yang harus digunakan untuk bersyukur, bertafakur dan bertaubat atas dosa yang pernah kita lakukan kepada Allah SWT dan kepada manusia.” Pungkas Kyai Nurfadhilah. (Pri)
Komentar